HepiNews, Jakarta- Blunder hoaks yang dilakukan Gerald Vincent, influencer dan content creator tentang kadar bromat jadi bumerang. Maksud hati mengendorse air minum dalam kemasan (AMDK) brand Aqua dengan menyebar fitnah ke brand Le Minerale malah berbalik. Data resmi yang diedarkan oleh kedua brand melalui akun resminya bicara lain.
Selain sudah dilabel hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, apa yang disampaikan Gerald Vincent jelas terbukti berbohong, dengan sengaja membohongi publik.
Gerald sengaja menyebar info bohong bahwa AMDK Le Minerale mengandung senyawa Bromat melewati ambang batas. Sebaliknya, Gerald melindungi level kandungan Bromat di AMDK Aqua dengan tak menyebut brand tersebut.
Ibarat satu komando dengan aksi Gerald, IG @sehataqua juga sigap pasang iklan dengan klaim: “produk Aqua aman dari Bromat”. Posting IG @sehataqua juga seperti merespon postingan data laboratorium pesaingnya @le_mineraleid, yang meluncur setengah hari sebelumnya.
Faktanya, berdasarkan hasil telisikan data dari lab terakreditasi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBIA) dibawah naungan Kementerian Perindustrian, yang mencantumkan data Bromat milik PT Tirta Investama (Danone Aqua) dan PT Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale) hasilnya justru berbeda dari Hoax yang disebar.
Hasil perbandingan data dari kedua perusahaan tersebut, jelas mencantumkan angka kandungan Bromat dalam air minum Aqua justru dua kali lipat lebih besar dari Le Minerale, yakni sebesar 0,8 parts per billion (ppb) atau 0,0008 mg/L. Sementara, kandungan Bromat pada Le Minerale justru jauh di bawahnya, yaitu 0,4 ppb atau 0,0004 mg/L.
“Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar Bromat dalam Le Minerale jauh di bawah ambang batas yang telah ditetapkan, yaitu 10 parts per billion (ppb) atau setara dengan 0,01 mikrogram/L. Secara spesifik, kadar Bromat hanya sebesar 0,4 ppb,” papar manajemen Le Minerale sebagaimana dikutip dari via akun resmi IG @le_mineraleid.
“Dengan demikian, kami ingin menekankan bahwa Le Minerale aman untuk dikonsumsi. Keselamatan dan konsistensi kadar Bromat yang terjaga menunjukkan komitmen kami untuk menyediakan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar keamanan dan kesehatan,” lanjut manajemen Le Minerale.
Batas aman kandungan Bromat yang ditoleransi menurut pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah 10 ppb atau 10 mikrogram/L.
“Secara berkala, Le Minerale menjalani uji kadar Bromat setiap enam bulan melalui satu-satunya lembaga terakreditasi untuk uji bromat, BBIA. Uji laboratorium terakhir dilakukan pada Desember 2023, dan hasilnya menunjukkan bahwa kadar Bromat dalam Le Minerale tetap konsisten,” urai pihak manajemen lagi.
Sebelumnya, informasi ngawur hanya berdasar form Excel yang disebar Gerald Vincent langsung terendus sebagai Hoaks. Apalagi, tak ada data pendukung dari laboratorium resmi sebagai penguat tuduhannya.
Itu pula sebabnya, tak perlu waktu lama, Kemenkominfo langsung melabeli Gerald Vincent sebagai penyebar konten bohong dan memasang stempel hoaks di laman web kementerian tersebut. “(HOAKS) Kadar Bromat Produk Le Minerale di Atas Ambang Batas Sebabkan Tumor dan Kanker,” tulis Kemenkominfo.
Hampir berbarengan, pihak Le Minerale juga mencantumkan data resmi angka bromat pada produk AMDK yang telah diakreditasi lab BBIA di akun IG @le_mineraleid. Lucunya, berselang setengah hari kemudian, manajemen Danone Aqua juga ikutan menyusul langkah Le Minerale dan memajang data angka Bromat dari lab BBIA di akun IG @sehataqua.
Kedua angka ini langsung dibandingkan para netizen. Bila dibandingkan, memang jelas kelihatan bahwa angka Bromat Aqua ternyat dua kali lipat lebih tinggi, yakni sebesar 0,8 ppb, dibanding Le Minerale yang angka Bromatnya hanya sebesar 0,4 ppb. Perbandingan angka Bromat kedunya ini sekaligus membongkar data manipulatif yang dikeluarkan Gerald Vincent.
Langkah susulan Aqua ini pun tak lepas dari amatan netizen. “Wah, Aqua dari market leader jadi follower,” seru seorang netizen.
Alih-alih terpuruk, reputasi Le Minerale justru tampak mengalami rebound dan naik lebih positif gara-gara Hoaks gagal ala Gerald Vincent tersebut.
Tak ayal, hoaks soal Bromat yang disebar Gerald Vincent ini juga ditanggapi oleh pakar farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Zullies Ikawati.
Prof Zullies mengatakan bahwa Bromat merupakan produk yang terbentuk saat air minum didesinfeksi dengan proses ozonisasi. Bromat bisa terbentuk saat ozon yang dipakai untuk mendesinfeksi air minum bereaksi dengan Bromida alami yang ditemukan di sumber air.
Penjelasan asal-asalan si content creator bahwa kandungan Bromat ditandai dengan rasa agak manis, menurutnya tentu saja tidak tepat.
“Itu sebenarnya adalah tidak benar, karena bromat itu tidak berasa,” kata Prof. Zullies.
“Kembali ke isu yang rame tentang bromat pada salah satu produk air minum dalam kemasan, sudah dipastikan adalah hoaks. Selanjutnya, please be smart ya jika mendapat postingan-postingan serupa. Jika benar ada data laboratorium yang ditampilkan, pastikan sumbernya valid, apakah dari lab yang terakreditasi, laboratoriumnya dari mana,” kata Prof Zullies.
Prof Zullies mengajak masyarakat agar berhati-hati dalam menerima informasi dan tidak langsung mempercayai sumber tersebut, tanpa melakukan pengecekan dan verifikasi pada pakar atau ahli.
“Jangan langsung percaya dan menyebarkannya lagi, tanyakan pada yang dirasa lebih ahli,” saran Prof Zullies.
Jadi, publik mestinya memang lebih percaya kepada laboratorium resmi terakreditasi, ketimbang pembuat konten atau influencer yang hanya mencari keuntungan finansial tanpa memikirkan konsekuensi hukum dari perbuatannya.
Menyebar hoaks secara sepihak dan melindungi produk yang dilindunginya sambil menjelekkan produk pesaing, dengan data manipulatif pula, adalah sebuah kesengajaan yang bisa berdampak hukum. Padahal, data angka Bromat dalam air minum Aqua yang disembunyikannya jauh tinggi hingga dua kali lipat dibanding produk Le Minerale. ***
Tonton video berikut: