Masyarakat Pesisir Selatan Banten Waspada Potensi Tsunami

ilustrasi - Pesisir Pantai Selatan Banten masuk kategori daerah potensi bencana alam. (ANTARA/Manysur)

Hepinews – Masyarakat pesisir selatan Banten diingatkan agar mewaspadai potensi tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi karena berada di wilayah pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Febby Rizky Pratama saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Minggu (18/8/2024).

Bacaan Lainnya

Febby Rizky Pratama mengingatkan warga yang berada di wilayah pesisir pantai selatan agar mewaspadai potensi tsunami yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Untuk mitigasi bencana, kami mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang berasa di wilayah pesisir selatan Banten untuk mewaspadai potensi bencana tsunami,” jelas Febby Rizky Pratama.

Baca Juga  Tangerang Great Sale Diskon Sampai 79 Persen, Ini Jadwalnya

Menurut Febby Rizky Pratama, masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di kawasan pesisir selatan meliputi Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cilograng dan Cibeber harus selalu waspada potensi bencana tsunami.

Sementara itu, pemerintah daerah telah memetakan 120 titik di jalur evakuasi, termasuk arah petunjuk di kawasan pantai pesisir selatan untuk penyelamatan warga dari ancaman tsunami.

Pemetaan jalur evakuasi, termasuk arah petunjuk itu agar masyarakat dapat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.

Menurut Febby Rizky Pratama, penyelamatan warga dari tsunami kurang lebih 10-20 menit, sehingga masyarakat pesisir selatan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dapat bergerak cepat melintasi jalur evakuasi dan arah petunjuk guna keselamatan.

Baca Juga  Gibran Rakabuming Raka Blusukan, Pantau Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang

“Kami mengapresiasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Sekolah Lapang Geofisika agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri bila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi dan berlindung di selter maupun bangunan tinggi,” beber Febby Rizky Pratama.

Sementara itu, Ketua Tim Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Wijayanto meminta masyarakat tidak panik, tetapi cukup mewaspadai potensi gempa di zona Megathrust terutama di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Menurut BMKG, Indonesia memiliki 13 zona Megathrust yang telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu, karena pertemuan lempeng samudra dengan lempang.

“Kami minta masyarakat yang tinggal di wilayah selatan tidak panik, namun tetap waspada terhadap potensi tsunami,” ujarnya. (ant)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *